Imam Bukhari: Ahli Hadis yang Dirindukan Rasulullah

Para Sholihin | SangMurid, Aug 17 2020

Penyusun kitab fenomenal Shahih al Bukhari ini memiliki nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn Mughirah bin Bardizbah.

 

Imam yang lahir pada 13 Syawal 194 H. ini sempat mengalami kebutaan di waktu kecil, namun kebutaan itu sirna setelah ibundanya bermimpi Nabi Ibrahim Alaihissalam yang berkata padanya “Allah Swt. telah mengembalikan penglihatan anakmu karena tangisanmu dan banyaknya doa yang kau panjatkan.

 

Dalam usia 10 tahun, imam Bukhari telah hafal hadis. Bahkan dalam usia 11 tahun, beliau berani mengoreksi seorang ulama’ karena salah menyebutkan sanad hadis. Usia 16 tahun beliau mampu menghafal karya-karya imam Ibn al Mubarak dan imam Waki’.

 

Dan ketika beliau bersama ibu dan suadaranya bernama Ahmad pergi ke Makkah untuk melaksanakan haji, beliau tidak mau pulang, melainkan lebih memilih tetap tinggal demi mencari hadis. Usia 18 tahun, beliau telah menyusun putusan/fatwa para sahabat, tabiin dan pendapat- pendapat mereka. Beliau juga menyusun kitab tarikhnya di samping makam Rasulullah Saw. di tengah malam hari.

 

Pada suatu hari beliau pernah berselisih pendapat dengan ulama’ fiqh Marwa, padahal beliau masih kecil, hingga beliau diejek “Sudah berapa kitab yang kamu tulis hari ini?” “Dua kitab dan aku menolak dua hadis tersebut.” jawabnya. Sontak semua orang yang hadir di majelis itupun tertawa, namun di antara syekh yang hadir berkata “Jangan ditertawakan, karena suatu saat kalian yang akan ditertawakan olehnya.”

 

Imam Bukhari banyak melakukan perjalanan dalam mencari hadis ke Balkh, Marwa, Naisabur, Ray, Baghdad, Bashrah, Kufah, Makkah, Madinah, Mesir, dan Syam. Diantara guru-guru beliau adalah Makki bin Ibrahim, Abdan bin Usman, Yahya bin Yahya, Ibrahim bin Musa, Abi Ashim al Nabil Ubaidullah bin Musa dan masih banyak lagi.

 

Beliau juga telah melahirkan ulama’-ulama’ besar seperti Abu Isa al Tirmidzi, Abu Hatim, Ibrahim bin Ishaq al Harbi dan lain-lain. Imam Muslim pernah mendatangi imam Bukhari dan berkata ” Biarkan aku mencium kedua kakimu wahai gurunya para guru, tuannya para ulama’ hadis, dokternya hadis dalam menghilangkan illat di dalamnya.”

 

Abu Yazid pernah mengatakan: ” Suatu hari aku tidur diantara rukun Yamani dan maqam Ibrahim, lalu aku bermimpi bertemu Rasulullah saw. dan bersabda ” Wahai Abu Yazid, sampai kapan kamu hanya mempelajari kitabnya imam al Syafi’i? Dan kenapa tidak kau pelajari juga kitabku ini? Wahai Rasulullah saw. kitab apa yang engkau maksud?” Beliau bersabda “Jami’ al Shahih nya Muhammad bin Ismail al Bukhari.”

 

Berkenaan dengan kitab Shahihnya, beliau tidak akan menulis satu hadis di dalamnya kecuali setelah mandi dan shalat dua rakaat. Dan beliau tidak memasukkan satu hadis pun dalam kitabnya kecuali hanya hadis Shahih saja. Namun tidak semua hadis shahih beliau masukkan ke dalamnya karena takut akan memperpanjang pembahasan.

 

Imam Bukhari suatu hari sedang mendikte hadis yang sangat banyak sekali kepada muridnya, dan beliau khawatir muridnya bosan, beliau pun memberi semangat kepada muridnya dengan mengatakan “Perbaikilah dirimu, sungguh ahli musik pasti akan bersama ahli musik lainnya, begitu pula dengan ahli ketrampilan dan bisnis, sedangkan kalian adalah ahli hadis yang akan bersama Nabi Saw. dan para Sahabatnya.”

 

Ada tiga hal sifat terpuji yang dikatakan oleh Husain bin Muhammad al Samarqandi tentang imam al Bukhari: 1. Beliau itu sedikit bicaranya. 2. Tidak tamak. 3.Tidak sibuk dengan urusan manusia, karena beliau disibukkan dengan ilmu. Bahkan setiap bulannya beliau mendapat 500 dirham, namun diinfakkan semuanya.

 

Sebelum wafat, beliau sempat sakit parah, dan ketika akan dibawa ke kota Samarqand, beliau berkata “aku sudah lemas” kemudian beliau pun dibaringkan kembali dan beliau berpesan agar dikafani 3 buah baju putih bukan gamis, dan bukan sorban. Imam yang memiliki postur tubuh kurus dan sedang ini menghembuskan nafas terakhirnya pada malam sabtu, malam idul fitri tahun 256 H.

 

Setelah sholat isya’ dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan esok harinya setelah dhuhur. Ketika proses pemakamannya, angin meniup tanah makamnya, dan sontak harum wangi melebihi kasturi sampai berhari-hari tercium dari dalam makamnya sampai semua penduduk kota membincangkannya karena kagum.

 

Abdul Wahid bin Adam berkata: ”Saya melihat Rasulullah Saw. di dalam mimpi bersama para sahabat nya, beliau berhenti pada suatu tempat. Aku mengucapkan salam kepada beliau dan beliau pun menjawab salamku. Aku bertanya: ”Mengapa berhenti disini Wahai Rasulullah..? Beliau menjawab ” Aku menunggu Muhammad bin Ismail al Bukhari. ” Setelah beberapa hari maka datanglah kabar wafatnya imam Bukhari, dan tatkala saya perhatikan waktu wafatnya beliau, ternyata tepat saat aku bertemu dengan Rasulullah.

 

Diceritakan dari Abu al Fath Nasr bin al Hasan al Sakati al Samarqani pada tahun 464 di Samarqand terjadi paceklik, pendudukpun meminta hujan berkali-kali, namun nihil, hujan tak kunjung turun, akhirnya ada seorang laki-laki sholih mendatangi qadhi Samarqand.

 

“Aku memiliki suatu pandangan yang harus aku ungkapkan kepadamu.” “Apa itu?” tanya sang qadhi. “Hendaknya kamu beserta para penduduk kota Samarqand pergi ke maqam imam Bukhari yang berada di Khartank, kita minta hujan di samping makamnya, semoga Allah swt memberikan hujan kepada kita.” “Sungguh bagus sekali pendapat mu.” puji sang qadhi.

 

Akhirnya sang qadhi dan orang-orang pun menuju ke makam sang Imam, dan meminta hujan kepada Allah Swt. di samping makamnya sambi menangis, lalu tak lama kemudian, Allah Swt pun menurunkan hujan lebat, hingga mereka tidak bisa pulang ke Samarqand dan tinggal di Khartank selama seminggu lebih, karena jarak antara Khartank dan Samarqand 3 mil.

 

Demikianlah sekelumit kisah imam besar ahli hadis, imam Bukhari yang hari-harinya disibukkan dengan hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam, sehingga tak heran jika Nabi shallallahu alaihi wasallam pun merindukan sosoknya.

 

 

Sumber: madaninews.id

Kisah Akhlak Ashabul Kahfi dan Hikmahnya

Atha’ bin Abi Rabah dan Terguncangnya Istana Khalifah Hisyam bin Abdul Malik

Uwais Al Qarni, Pemuda Berbakti Kepada Orang Tuanya

Cerita Hidup Imam Syafi'i, Yatim Miskin & Hafal Alquran Umur 9 tahun

Flag Counter