Nusaibah binti Ka’ab radhiyallahu anha Ibu Para Pemimpin

Para Sahabat | SangMurid, Aug 17 2020

Nusaibah binti Ka’ab radhiyallahu anha dikenal dengan gelar Ummu Ummara, ibunya para pemimpin. Ia merupakan salah seorang wanita pertama yang masuk Islam. Nusaibah radhiyallahu anha adalah wanita keturunan Bani Najjar, sebuah suku yang hidup di Madinah. Ia adik dari Abdullah bin Ka’ab.

 

Nusaibah radhiyallahu anha dikenal juga sebagai ibu dari pejuang Islam, Abdullah dan Habib bin Zaid al Ansari. Nusaibah radhiyallahu anha masuk Islam bersama 74 pemimpin, pejuang, dan negarawan Madinah saat baiat Aqabah II tahun 622 M.

 

Saat itu, hanya ada dua wanita yang bersumpah setia untuk masuk Islam, yaitu Nusaibah dan Asma binti Amr bin Adiy radhiyallahu anha. Perjanjian ini terjadi pada tahun ke-13 Nabi Muhammad SAW menjadi nabi. Kemudian, 75 orang tersebut mendampingi Rasulullah untuk bersama-sama menyebarluaskan agama Islam di Madinah.

 

Baiat kedua wanita tersebut sebelumnya diberitahukan oleh Ghazyah bin Amr, suami kedua Nusaibah. Ia memberitahukan kepada Rasulullah bahwa terdapat wanita Yatsrib yang ingin memberikan baiat secara pribadi dan Rasulullah pun menyetujuinya. Nusaibah radhiyallahu anha pun kembali ke Madinah dan mulai mengajar Islam kepada perempuan di sana. 

 

Kedua putranya dari suami pertama, Zaid bin Asim Mazni, terkenal sebagai mujahid karena telah mengorbankan nyawanya ketika melakukan pertempuran. Abdullah dan Habib bin Zaid gugur sebagai pahlawan Islam. Habib menjadi utusan untuk memerangi nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab. Habib pun syahid dibunuh Musailamah dengan keji.

 

Setelah suaminya, Zaid, wafat, Nusaibah radhiyallahu anha menikah dengan Ghazyah bin Amr dan memiliki putra bernama Tameen dan putri bernama Khawlah.

 

Nusaibah radhiyallahu anha dikenal sebagai mujahidah dan cerita kepahlawannya gemilang saat Perang Uhud. Semula Nusaibah radhiyallahu anha ikut berperang seperti wanita lain untuk menyediakan keperluan logistik. Ia bertugas sebagai pembawa air bagi tentara Rasulullah. Sedangkan, suami dan kedua anak laki-lakinya terjun langsung ke medan perang.

 

Namun, saat perang berlangsung, terdapat pemanah Muslim yang tidak mematuhi perintah. Mereka tergoda dengan kemenangan dan harta rampasan perang. Peta pertempuran pun berubah dan pasukan Islam terdesak, termasuk Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

 

Mengetahui hal tersebut Nusaibah radhiyallahu anha langsung mengambil pedang dan perisai untuk terjun langsung melindungi Rasulullah. Nusaibah radhiyallahu anha menjadi tameng untuk melindungi Rasulullah dari panah musuh. Dampaknya ia mendapatkan beberapa luka saat berperang.

 

Ketika kuda pasukan Quraish menyerang, Nusaibah radhiyallahu anha menarik tali kekang kuda dan memutuskan tali di lehernya agar penunggang kudanya terjatuh. Melihat hal ini, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berteriak agar anaknya, Abdullah, membantu ibunya untuk berdampingan berperang.

 

Pasangan ini kemudian mengelilingi Nabi shallallahu alaihi wasallam. Mereka melemparkan batu kepada tentara Quraish. Rasulullah pun melihat Nusaibah radhiyallahu anha banyak mengalami luka. 

 

Di tengah pertempuran, Abdullah juga terluka karena tebasan pedang tentara Quraish di lengan kirinya. Namun, Nusaibah radhiyallahu anha tetap menyemangati anaknya untuk tidak kehilangan keberanian.

 

Abdullah bangkit dan mengambil pedangnya kembali. Rasulullah kemudian menyemangati Abdullah dan memuji keberaniannya untuk terus maju berperang.

 

Rasulullah pun menunjukkan laki-laki yang melukai Abdullah kepada Nusaibah radhiyallahu anha. Nusaibah radhiyallahu anha kemudian maju dan melawan pria tersebut untuk memotong kaki musuhnya dengan tebasan pedangnya. Musuh mereka pun jatuh ke tanah dan kemudian dibunuh oleh pejuang lainnya. Saat Perang Uhud, Nusaibah radhiyallahu anha mengalami 12 luka sayatan.

 

Luka kedua belasnya didapatkan oleh pria Quraisy bernama Ibnu Qumiah. Ia mendapat serangan di bahu dan tak sadarkan diri hingga perang usai. Ketika terbangun setelah pertempuran, pertanyaan pertama yang ditanyakan Nusaibah radhiyallahu anha adalah apakah Rasulullah selamat.

 

Ummu Umara terkenal dengan keberaniannya di medan perang. Ia adalah seorang istri yang setia dan ibu yang penuh kasih. Nusaibah radhiyallahu anha memiliki kesabaran yang luar biasa dan sangat terpelajar, terutama dalam menghafal Alquran dan hadis.

 

Perang yang diikuti olehnya selain Perang Uhud, di antaranya Perang Hunain, Perang Yamamah, Perang Khaibar, dan perjanjian Hudaibiah.

 

 

Sumber: portalsatu.com

Rufaidah binti Sa’ad, Perempuan Perawat Pertama di Dunia Islam

Julaibib radhiyallahu Anhu, Sahabat Spesial Rasulullah

Apa yang Dikatakan Rasullullah tentang Umar bin Khaththab Radhiallahu 'anhu

Khabab Ibn Al-Araat Radhiyallahu Anhu “Sang Penyabar”

Flag Counter