Planet KOI-456.04 Kandidat Mirip Bumi

Science | SangMurid, Aug 16 2020

Para ilmuwan telah menemukan planet ekstrasurya yang berpotensi dihuni dan bintangnya yang lebih mirip dengan tata surya kita antara Bumi dan Matahari. Dunia baru seperti Bumi tersebut memiliki ukuran sekitar 1,9 kali lebih besar.
 



 

Kombinasi dari ukuran planet Bumi yang kurang dari dua kali lipat dan bintang induk seperti ukuran matahari ini membuatnya begitu istimewa dan menarik" kata René Heller, penulis utama studi.

 

Tim Institut Max Planck untuk Penelitian Sistem Tata Surya menggambarkan planet tersebut dan bintangnya dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam  jurnal Astronomi & Astrofisika. Untuk saat ini, kandidat planet KOI-456.04. Jika keberadaannya dikonfirmasi oleh teleskop lain, planet ekstrasurya ini akan bergabung dengan kelompok 4.000 planet lain yang telah ditemukan di luar Tata Surya.
 


Penelitian lain sebelumnya telah menemukan bahwa bintang yang mengorbit kandidat planet mirip Bumi. Planet KOI-456.04 dengan ukuran sedikit lebih besar dari Bumi, itu bisa berarti kondisi atmosfernya mirip dengan bumi kita. Bintang yang mengorbit kandidat planet ini walau sedikit lebih besar 1,1 kali ukuran Matahari, dengan suhu permukaan bintang 5.200 derajat Celcius (hanya 300 derajat lebih rendah dari Matahari). Bintang itu juga memancarkan cahaya yang stabil, seperti halnya Matahari kita.

 

Jika atmosfer KOI-456,04 seperti Bumi - artinya memiliki efek rumah kaca lebih rendah, maka suhu permukaan planet rata-rata akan berada pada suhu panas 5 derajat Celcius.  Dibandingkan dengan rata-rata suhu planet Bumi sekitar 15 derajat Celcius, menurut Max Planck Institute. Tata surya KOI-456 masih menjadi masalah, jarak 3.000 tahun cahaya dari Tata Surya kita.

 

Gambar Samping

 

Pertama Bumi dengan orbit di zona habitat seperti yang kita rasakan saat ini. Kedua Planet Kepler-160 ditemukan sebuah planet dengan instrumen pendukung yaitu planet KOI-456.04. Berada di zona habitat yang tepat.

 

Ketika, sebagai contoh sebuah planet dan bintang yang lebih banyak ditemukan oleh teleskop Kepler. Secara umum planet berukuran besar seperti planet Neptunus. Dengan orbit terlalu dekat ke bintang, dan ukurannya rata rata 4x lebih besar dari Bumi. Masuk kategori planet gas, dan manusia tidak dapat tinggal di planet berukuran terlalu besar.

 

Keempat, tipe bintang katai merah berukuran kecil. Posisi planet di zona habitat harus lebih dekat ke bintang. Masalahnya bintang kerdil atau bintang katai merah yang jauh lebih kecil dibanding matahari, relatif tidak stabil.

 

Sering memancarkan suar atau radiasi ke bintang di sekitarnya. Khususnya planet yang mendapat suhu panas bintang yang tepat harus berada di bagian depan, dampak buruknya sebuah planet akan sering menerima panas berlebihan atau tergoreng oleh bintangnya sendiri.

 

Apa yang membuat planet ekstrasurya menjadi layak huni

 

Agar dianggap layak huni, planet harus mengorbit bintang yang stabil pada jarak yang tepat untuk mempertahankan suhu air mencair. Jadi tidak terlalu dingin membuat planet seperti es, atau planet terlalu panas yang akhirnya air menguap.

 

Galaksi Bima Sakti dapat menampung hingga 10 miliar planet mirip Bumi, tentu dalam perkiraan . Karena sudah ditemukan sekitar 4.000 yang telah diidentifikasi, walau semua planet ukurannya tidak sama.

 

Sebagian besar exoplanet tidak memenuhi kondisi yang diperlukan agar kehidupan ada. Sebagian besar peneliti dunia yang berpotensi dihuni telah menemukan orbit bintang katai merah. Atau sebuah planet mengorbit ke sebuah bintang ukuran lebih kecil yang relatif aktif.

 

Kedua cahaya atau panas dari bintang katai merah lebih kecil dan lebih redup daripada Matahari, disisi lain yang berbahaya dari bintang katai merah juga memancarkan lebih banyak radiasi inframerah. Bintang katai merah yang aktif terkadang mengirimkan suar berenergi tinggi yang dapat menggoreng planet-planet di sekitar mereka. Dari planet-planet ekstrasurya yang ditemukan dan mengorbit bintang seperti ukuran Matahari, kebanyakan jauh lebih besar dari Bumi.

 

Biasanya seukuran Neptunus (empat kali ukuran Bumi). Planet-planet yang lebih besar ini cenderung menjebak banyak hidrogen di atmosfernya, dan raksasa gas semacam itu tidak menahan air dapat mencair. Kandidat planet baru ini sangat menjanjikan, Temuan baru datang setelah para astronom memeriksa kembali data yang diarsipkan dari Kepler Space Telescope, yang NASA pensiun Oktober 2018. Tugas lain pencarian planet mengunakan teleskop TESS, yang memulai pengamatannya pada Agustus 2018.

 

Teleskop ruang angkasa di masa depan dapat mempelajari calon planet lebih lanjut. NASA, Badan Antariksa Eropa, dan Badan Antariksa Kanada berencana untuk meluncurkan teleskop luar angkasa James Webb pada tahun 2021, sedangkan teleskop ruang angkasa PLATO Badan Antariksa Eropa, yang dijadwalkan akan diluncurkan pada tahun 2026, akan fokus untuk menemukan planet seperti Bumi yang mengorbit seperti Matahari bintang.

 

Sumber: obengplus.com

Kamera Foto

Dampak Buruk di Balik Kebiasan Makan dan Minum sambil Berdiri

5 Struktur Bagian Bumi yang Menopang Kehidupan di Dalamnya

Jika Kita Keluar dari Galaksi Bima Sakti, Kita Akan Berada di Mana?

Flag Counter