Hukum Akal (‘Aqli)
Tauhid | SangMurid, Aug 16 2020
Berbicara mengenai Ilmu Tauhid tentu tidak lepas dari apa yang disebut dengan hukum akal.
Apabila kita menerima sesuatu keterangan atau informasi, maka akal kita tentu akan menerima informasi tersebut dengan beberapa pilihan berikut:
Berbeda dengan hukum adat (kebiasaan). Ini bukan tergolong hukum akal. Dalam kejadian semisal kayu yang terbakar oleh api. Menurut pendapat akal, kejadian tersebut masih harus disebut hal yang mungkin terjadi, dan mungkin juga tidak, dengan mengetahui beberapa sebab musababnya.
Beda dengan contoh 2×2, maka akal akan membenarkan dan mempercayai bahwa angka 4 adalah jumlah yang benar dari perkalian 2 dengan 2 tersebut.
Di dalam ilmu Tauhid ada penejelasan tentang hawadits. Apa itu hawadits?
Hawadits adalah segala sesuatu yang asalnya tidak ada kemudian menjadi ada. Dengan berubahnya sifat, dari tidak ada menjadi ada, maka akal dapat memutuskan dengan pendapatnya, bahwa sesuatu tersebut adalah barang baru.
Dengan demikian alam dan segala isinya ini, adalah termasuk hawadits, karena ia berasal dari ketiadaan.