Kisah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, Perjalanan Lahir hingga Wafatnya Utusan Allah

Para Nabi | SangMurid, Aug 16 2020

Seperti diketahui, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam merupakan tokoh penting dalam sejarah agama Islam. Bahkan dapat dikatakan, seluruh umat muslim pasti sudah mengenal sosok seorang nabi dengan segala kebaikan dan kerendahan hatinya ini.

 

Beliau pun disebut sebagai utusan Allah SWT yang menjadi tauladan seluruh umat muslim di dunia. Baik dari zaman kenabian hingga zaman modern saat ini.

 

Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam sendiri merupakan Nabi paling akhir yang diutus Allah SWT untuk menuntun umat di dunia. Di mana Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam sebagai Nabi penutup dan tidak ada lagi nabi setelahnya yang menjadi utusan Allah SWT.

 

Hal inilah yang menyebabkan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam mempunyai sebutan sebagai Khataman Nabiyyin, atau Nabi paling akhir. Sebagai utusan Allah SWT paling akhir, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam menyempurnakan ajaran Allah SWT yang telah disampaikan oleh Nabi-nabi sebelumnya.

 

Sebagai Nabi terakhir, perjalanan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam tidak lepas dari upaya menyeru seluruh umat manusia agar beribadah kepada Allah dan menunjukkan mereka jalan yang lurus dalam urusan dunia maupun akhirat.

 

Sama seperti Nabi-nabi sebelumnya, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam pun mendapatkan wahyu yang luar biasa dari Allah SWT. Namun kali ini, Allah SWT memberikan wahyu berupa petunjuk bagi Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam untuk membaca kitab suci Al Quran agar terang dalam menjalani kehidupan.

 

Selain wahyu yang diberikan, kisah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam yang lain juga tidak kalah menarik untuk disimak. Mulai dari kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam sendiri hingga kisah meninggalnya utusan Allah SWT yang mulia ini.

 

Kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam

 

Kisah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam pertama datang dari riwayat kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam sendiri. Seperti diketahui, kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam bertepatan dengan peristiwa pasukan gajah yang tengah berusaha merobohkan Ka’bah.

 

Pada saat itu, Allah SWT mengirimkan burung-burung ababil untuk menjatuhkan batu-batu pembawa wabah penyakit kepada pasukan Gajah yang sedang berupaya menghancurkan tempat suci dan bersejarah umat Islam, Ka’bah.

 

Di tahun Gajah inilah, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam lahir di Makkah, dan besar sebagai anak yatim karena Ayah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, Abdullah telah wafat sebelum Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam lahir. Nabi Muhammad dididik dan dibesarkan oleh seorang ibu yang mulia, yaitu Aminah.

 

Setelah beberapa waktu bersama sang ibu, kemudian Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam dibesarkan oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Namun tak berselang lama, setelah dua tahun bersama sang kakek tercinta, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam harus rela ditinggalkan kakek yang turut membesarkannya.

 

Pada usia delapan tahun setelah kepergian sang kakek, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Meskipun hidup fakir atau kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup, namun Abu Thalib adalah seorang dermawan yang rajin berbagi dan bersedekah kepada sesama.

 

Meskipun dalam keadaan sulit, namun Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bersama pamannya.

 

Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam Mendapatkan Wahyu Pertama

 

Setalah peristiwa kelahiran, kisah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam berikutnya yang patut menjadi teladan adalah peristiwa diturunkannya wahyu pertama dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Sebelum dijadikan seorang Rasul, Allah SWT pun telah memberikan anugerah keistimewaan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam.

 

Salah satunya adalah wajahnya yang bersinar terang, mampu mengalahkan sinar rembulan. Ini dikatakan sebagai tanda kebesaran Allah SWT yang menunjukkan Nabi terakhir dengan kemuliaan dan kedudukan yang tinggi.

 

Selain karunia wajah yang bersinar, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam juga diberikan wahyu pertama yang sungguh luar biasa dari Allah SWT. Menjelang diturunkannya wahyu pertama, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam mendapatkan sebuah mimpi di mana Malaikat Jibril AS datang menghampirinya.

 

Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam pun merenung dan memikirkan mimpi yang dialaminya, dengan menyendiri di Gua Hira. Kemudian di tempat itulah, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam diperlihatkan Allah SWT bahwa mimpi yang dialaminya benar adanya.

 

Pada saat itu, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dan menurunkan wahyu pertama yang diberikan Allah SWT. Saat itulah, Allah menurunkan ayat dari QS Al-Alaq 1 – 4, yaitu sebagai berikut :

 

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq, 1-4)

 

Setelah peristiwa itu, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam pulang dengan perasaan takut. Namun di sinilah waktu di mana kisah kerasulan Nabi Muhammad dimulai.

 

Di mana Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam sebagai utusan terakhir yang akan membawa kedamaian bagi seluruh umat manusia.

 

Melakukan Dakwah Secara Rahasia

 

Kisah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam berikutnya yang tidak kalah menarik untuk disimak adalah kisah perjalanan dakwah yang dilakukan secara diam-diam. Setelah mendapatkan wahyu pertama, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam kemudian mulai melakukan dakwah secara rahasia atau sembunyi-sembunyi.

 

Khadijah ra’anha, Abu Bakar Al-Shiddiq ra dan Zaid bin Haritsah ra, Ummu Aiman ra’anha, Ali bin Abu Thalib ra, dan Bilal bin Rabah ra, merupakan orang-orang yang menjadi pengikut pertamanya. Setelah beberapa tahun melakukan kegiatan dakwah secara rahasia, kemudian Allah memberikan perintah untuk berdakwah secara terang-terangan.

 

Perintah ini seperti yang tercantum dalam QS Al-Hijr ayat 94 yaitu sebagai berikut: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”

 

Peristiwa Isra Miraj

 

Peristiwa Isra Miraj’ juga termasuk perjalanan penting dari Kisah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam yang bermakna dan mempunyai pesan mendalam. Peristiwa perjalanan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam ini bermula ketika istrinya Khadijah ra’anha dan pamannya Abu Thalib wafat.

 

Meninggalnya dua orang penting dalam hidup Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam ini terjadi pada tahun ke-11 kepemimpinan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam.

 

Tahun tersebut merupakan tahun yang menyedihkan bagi seorang Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Ia harus kehilangan istri tercinta yang selalu mendampingi serta pamannya yang telah mengasuh sejak kecil.

 

Namun setelah peristiwa itu, Allah SWT mengutus Malaikat Jibril AS untuk mendampingi Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Perjalanan ini disebut juga dengan Isra Miraj’.

 

Isra di sini ketahui sebagai perjalanan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam dari Masjidil Aqsa, menuju langit ke-7 yang disebut dengan Miraj’. Pada peristiwa inilah, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam mendapatkan perintah sholat 5 waktu yang wajib ditunaikan seluruh umat muslim.

 

Wafatnya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam

 

Kisah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam berikutnya yang tidak boleh dilupakan adalah peristiwa wafatnya utusan Allah SWT paling akhir ini. Konon, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam menderita sakit yang dialami selama beberapa bulan. Setelah melewati penyakitnya, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam dikabarkan meninggal dunia.

 

Pada saat terjadinya peristiwa menyedihkan itu, sahabatnya Abu Bakar ra sedang tidak berada di Madinah. Kemudian setelah diberitahu, beliau segera datang ke rumah Aisyah dan mengucapkan pidato, yaitu sebagai berikut :

 

“Ketahuilah, barang siapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad kini telah mati, dan barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah tetap senantiasa hidup tidak akan pernah mati.”

 

Kemudian beliau pun mengucapkan firman Allah SWT dalam QS Az-Zumar ayat 30 : “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).”

 

Pada saat itulah, seluruh umat muslim berduka dan harus merelakan suri tauladan yang tidak lelah mengajarkan kebaikan dalam menjalani kehidupan. Peristiwa ini akan selalu dikenang umat muslim sebagai peristiwa besar dan bersejarah dari perjalanan seorang yang memiliki segala sifat baik dan kemuliaan.

 

 

Sumber: merdeka.com

Haman : Menelusuri Menteri Haman dalam Al Quran

Setan Selalu Gagal Mengadu-domba Keluarga Nabi Ibrahim

Kisah Nabi Nuh 'alaihissalam dan Banjir Besar Pertama di Muka Bumi

Kisah Nabi Hud Alaihissalam, Contoh Sempurna Iman dan Tawakal dalam Diri Manusia

Flag Counter