Kisah Nabi Nuh 'alaihissalam dan Banjir Besar Pertama di Muka Bumi

Para Nabi | SangMurid, Aug 16 2020

Setelah selesai masa kerasulan Nabi Idris 'alaihissalam, Allah Ta'ala mengangkat Nabi Nuh 'alaihissalam untuk melanjutkan tugas kerasulan. Nabi Nuh menjadi Rasul pertama dari golongan 'Ulul Azmi.


Berikut ulasan kisah Nabi Nuh 'alaihissalam dalam kajian Syeikh Ahmad Al-Mishry (ulama dari Mesir). Nabi Nuh 'alaihissalam disebut dalam Al Qur'an sebanyak 43 kali. Adapun nasab beliau, Nabi Nuh 'alaihissalam bin Lamuk bin Matusyalkha bin Idris 'alaihissalam bin Yarid bin Mahlaail bin Qinan bin Ainusy bin Syits bin Adam 'alaihi salam.

 

Beliau 'alaihissalam termasuk golongan Ulul 'Azmi bersama Nabi Ibrahim 'alaihissalam, Nabi Musa 'alaihissalam, Nabi Isa 'alaihissalam dan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW). Nabi Nuh 'alaihissalam dilahirkan di Irak. Antara Nabi Nuh 'alaihissalam dan Nabi Adam 'alaihissalam berjarak 10 Abad.

 

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar RA bahwa Abu Dzar berkata: "Aku (Abu Dzar) bertanya kepada Nabi SAW. "Ya Rasulullah, siapakah Nabi pertama?' Nabi bersabda: "Adam". Aku bertanya: 'Adam Seorang Nabi?' Beliau menjawab: "Ya, Nabi yang diajak berbicara." Aku bertanya: 'Ya Rasulullaah, berapakah jumlah para Rasul?' Beliau menjawab: "Tiga ratus sekian belas orang, jumlah yang banyak.' Kesempatan lain Beliau berkata: "315.". Aku bertanya: 'Apakah Adam seorang Nabi?' Rasulullah menjawab: "Ya, Nabi yang diajak bicara (oleh Allah Ta'ala)." (HR. Ahmad)

 

Berhala Pertama di Muka Bumi

 

Pada zaman Nabi Nuh 'alaihissalam, kaumnya dikenal sebagai penyembah berhala pertama di muka bumi. Kaum Nabi Nuh 'alaihissalam banyak yang lupa kepada Allah Ta'ala dan mengabaikan dakwah Beliau. Ada lima berhala yang diagungkan kaumnya pada masa Nabi Nuh 'alaihissalam, yaitu Wadd, Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr.

 

"Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Tuhan-Tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr". (QS. Nuh: 23)

 

Awalnya dihasud oleh setan untuk menjadikan 5 orang saleh sebagai kenangan. Akhirnya kaum Nabi Nuh 'alaihissalam membuat patung di tempat mereka. Disebutkan, orangtua yang membuat patung sudah wafat namun Iblis menghasud anak keturunannya untuk menyembah berhala itu.

 

Setiap suku memiliki berhala. Orang-orang saleh dibuat patung dan disembah. Warisan kaum Nabi Nuh 'alaihissalam yang juga terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Kaum Nabi Nuh telah menzalimi diri mereka sendiri karena berhala itu sama sekali tak bisa memberi manfaat bagi mereka.

 

Nabi Nuh 'alaihissalam diutus untuk kaumnya saat berusia 50 tahun lebih. Ada yang mengatakan 400 tahun, dan Beliau terus berdakwah hingga usia 950 tahun. Adapaun yang beriman kepada Nabi Nuh disebutkan paling sedikit 6 orang, paling banyak 80 orang.

 

"Jadi kalau ada Ustaz pengikutnya satu atau dua atau tak perlu gelisah. Nabi Nuh 'alaihissalam berdakwah hingga 950 tahun, pengikutnya paling banyak hanya 80 orang," kata Syeikh Ahmad.

 

 

Bahtera Nabi Nuh dan Banjir Besar

 

Dalam perjalanan dakwahnya, Nabi Nuh 'alaihissalam kesal terhadap umatnya yang ingkar kepada Allah Ta'ala hingga menyumpahi mereka agar dimusnahkan. "Ya Allah, musnahkan orang kafir itu," demikian doanya. Akhirnya Allah Ta'ala memerintahkan Beliau membuat kapal. Nabi Nuh 'alaihissalam diperintahkan menanam pohon kurma yang digunakan untuk membuat kapal. Beliau juga disebut sebagai manusia pertama yang menanam kurma di muka bumi.

 

Kemudian Beliau 'alaihissalam membuat kapal besar atau disebut bahtera Nuh. Beliau membuat kapal di tengah padang pasir. Kaumnya yang melihatnya meremehkannya karena jarak pembuatan kapal itu sangat jauh dari laut. Atas izin Allah Ta’ala, air pun memancar dari dapur tempat pembuatan kapal itu.

 

Disebutkan, panjang kapal Nabi Nuh 'alaihissalam 360 hasta, lebarnya 50 hasta. Pintunya sekitar 50 hasta. Sebuah kapal berukuran sangat besar. Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Nuh 'alaihissalam membawa masing-masing pasangan binatang.

 

Hujan tiba-tiba turun sangat deras. Bumi dipenuhi air, banjir besar pun datang. Kemudian Allah Ta’ ala menenggelamkan kaum Nabi Nuh 'alaihissalam.

 

"Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai Anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu bersama orang-orang yang kafir". Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." (QS. Hud: 42-43)

 

Akhirnya anak Nabi Nuh 'alaihissalam tidak bisa diselamatkan meskipun anak seorang Rasul. Disebutkan, kapal Nabi Nuh 'alaihissalam memiliki 3 tingkatan. Tingkat pertama untuk binatang, tingkat kedua untuk manusia, tingkat ketiga untuk burung. Beliau membawa sejenis dari setiap yang ada agar bisa berkembang biak.

 

Saat banjir besar terjadi, Allah Ta'ala menyelamatkan Nabi Nuh 'alaihissalam dan pengikutnya ketika berhenti membaca:

 

بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا

 

Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." (QS. Hud: 41)

 

Adapun burung yang pertama masuk Kapal Nabi Nuh adalah Beo, yang terakhir Keledai. Iblis disebut ikut masuk ke bahtera Nabi Nuh dengan keledai.


Ketika Allah Ta’ala memerintahkan langit untuk berhenti menurunkan hujan, Nabi Nuh 'alaihissalam dan kapalnya berlabuh di Iran. Beliau hidup sesudah itu bersama pengikut setianya berjumlah 80 orang.

 

Adapun anak keturunan Nabi Nuh 'alaihissalam di antaranya, Sam, Ham, Yafith, Kan'an. Namun, Allah Ta’ala mengatakan kepada Nabi Nuh 'alaihissalam bahwa Kan'an bukan keluarganya. Maksudnya tidak termasuk yang diselamatkan. Istri Nabi Nuh 'alaihissalam juga termasuk kaum yang tidak diselamatkan.

 

Beliau menjelang wafatnya mewasiatkan agar memegang kalimat "Laa Ilaha Illallaah" dan menyuruh berhati-hati dari kesyirikan.

Hikmah dari Kisah Nabi Nuh 'alaihissalam
 

Nabi Nuh 'alaihissalam adalah manusia yang umurnya panjang hingga 950 tahun. Disebutkan makam Nabi Nuh berada di Masjidil Haram Makkah. Nabi Nuh 'alaihissalam adalah seorang tukang kayu pertama di dunia. Beliau menanam pohon kurma selama 90 tahun untuk membuat kapal. Nabi Nuh 'alaihissalam juga merupakan Bapak sekaligus nenek moyang manusia kedua setelah Nabi Adam 'alaihissalam.

 

Kaum yang ikut bersama Nabi Nuh 'alaihissalam di atas bahteranya tidak ada yang punya keturunan. Pengikutnya berjumlah 80 orang itu tidak memiliki keturunan. Allah Ta’ala hanya menanugerahi keturunan dari Nabi Nuh 'alaihissalam.

 

Adapun penyebab kaum Nabi Nuh 'alaihissalam dimusnahkan Allah Ta’ala karena mereka kufur, meremehkan Nabi Nuh 'alaihissalam dan mengikuti hawa nafsu hingga menyembah berhala.

 

Disebutkan, orang yang bermimpi Nabi Nuh 'alaihissalam akan berusia panjang, banyak kesulitan lalu dimenangkan oleh Allah Ta’ala. Artinya banyak yang berbuat dengki kepadanya, tetapi dimenangkan oleh Allah Ta’ala. Ada yang mengatakan mimpi Nabi Nuh 'alaihissalam akan menjadi orang alim, sabar. Ada juga yang menyebut akan terjadi hujan. Wallahu A'lam.

 

6 Pelajaran dari Kisah Nabi Nuh 'alaihissalam:

 

1. Banyak Gangguan dari kaumnya tetapi Beliau Bersabar. 

 

2. Banyak mendapat tantangan besar anak dan istrinya tidak bisa diselamatkan.

 

3. Seorang Ayah selalu Penyayang terhadap anaknya meski anaknya menolak.

 

4. Persaudaraan dalam Agama itu lebihkuat daripada persaudaraan Nasab.

 

5. Semua para Nabi dan Rasul memiliki Pekerjaan.

 

6. Kekuasaan Allah Ta'ala yang mampu Memusnahkan Alam Semesta dan membangkitkannya lagi.

 

 

Sumber: umma.id

Setan Selalu Gagal Mengadu-domba Keluarga Nabi Ibrahim

Kisah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, Perjalanan Lahir hingga Wafatnya Utusan Allah

Kisah Nabi Hud Alaihissalam, Contoh Sempurna Iman dan Tawakal dalam Diri Manusia

Haman : Menelusuri Menteri Haman dalam Al Quran

Flag Counter