Julaibib radhiyallahu Anhu, Sahabat Spesial Rasulullah
Para Sahabat | SangMurid, Aug 17 2020
Pendek, jelek, hitam, tidak berharta, Julaibib radhiyallahu 'anhu namanya. Namun dia adalah seorang sahabat Rasulullah yang mulia. Sangat malu dan minder ketika tiba-tiba Rasulullah menawarinya untuk menikah.
Julaibib radhiyallahu Anhu malu dan minder karena tahu diri. Namun Rasulullah menenangkannya. Hingga suatu ketika, bertemulah Rasulullah dengan salah seorang sahabatnya.
“Aku ingin meminang puterimu,” kata Rasulullah.
Sahabat itu sangat bahagia. Siapa yang tidak bahagia ketika puterinya menjadi istri Rasulullah. “Baiklah, wahai Rasulullah. Ini merupakan sebuah penghormatan bagi kami,” jawab sahabat itu dengan sangat riang.
“Bukan untukku, tapi untuk Julaibib,” kata Rasulullah.
“Julaibib??? Julaibib???” katanya dengan kaget. Wajahnya berubah. Tidak lagi ceria seperti sebelumnya. “Namun aku harus bermusyawarah dulu dengan ibunya,” lanjutnya.
“Julaibib??? Julaibib???” kata sang istri terkejut saat mendengar berita dari suaminya. Terbayang dengan jelas dalam benak wanita itu sosok lelaki yang pendek, jelek, hitam, dan tidak berharta. Dia yang akan menjadi menantunya nanti. Apa kata orang-orang, pikirnya.
Puterinya yang menyimak percakapan kedua orangtuanya dari bilik kamar segera keluar.
“Ayah, ibu, bagaimana mungkin engkau menolak pilihan Rasulullah? Bukankah Allah SWT berfirman, Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah SWT dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka?” jelas gadis itu.
“Ayah, ibu, aku akan menikah dengan laki-laki pilihan Nabi SAW?” lanjutnya tegas.
Merekapun menikah. Hingga suatu pagi, datang seruan untuk berjihad. Melawan kaum musyrikin di medan Uhud. Julaibib radhiyallahu Anhu mendengar seruan itu. Ia pun memenuhi panggilan Rasulullah. untuk pergi berjihad.
Selesai perang Uhud, Rasulullah mengumpulkan para sahabatnya. “Kalian kehilangan siapa hari ini?” tanya Rasulullah.
Ada sahabat yang menjawab, “Kami kehilangan Hamzah!”
Ada yang berkata, “Kami kehilangan Mush’ab!”
Yang lain berkata, “Kami kehilangan Yaman!”
Ada pula yang mengatakan, “Kami kehilangan ‘Amr bin Jamuh!”
“Namun, aku kehilangan Julaibib! Carilah Julaibib sekarang!” kata Rasulullah.
Para sahabat mencari Julaibib radhiyallahu Anhu. Hingga akhirnya Julaibib radhiyallahu Anhu ditemukan meninggal dunia di antara tujuh orang musyrikin. Para sahabat mengabarkan kepada Rasulullah, bahwa Julaibib radhiyallahu Anhu meninggal di antara tujuh orang musyrikin.
Dia membunuh tujuh orang musyrikin, kemudian dirinya terbunuh. Meninggal sebagai syuhada.
“Dia adalah bagian dariku, dan aku bagian darinya! Dia adalah bagian dariku, dan aku bagian darinya! Dia adalah bagian dariku dan aku bagian darinya!” kata Rasulullah SAW menanggapi kabar kematian Julaibib radhiyallahu Anhu.
Seberuntung Julaibib radhiyallahu Anhu mendapatkan bidadari. Tak disangka, tak diduga, Rasulullah meminangkan untuknya seorang wanita yang cantik, kaya, dan berkelas. Ketika wanita itu menerima lamaran Rasulullah, tanpa berat hati. Padahal dia sangat tahu seperti apa lelaki calon pendamping hidupnya. Julaibib radhiyallahu Anhu. Ya, ‘hanya’ Julaibib.
Sumber: muslimobsession.com