Rufaidah binti Sa’ad, Perempuan Perawat Pertama di Dunia Islam

Para Sahabat | SangMurid, Aug 17 2020

Islam sebagai agama pencerahan turut serta membangun peradaban dunia. Para tokoh agamawan cendekiawan muslim memperoleh inspirasi dari ajaran Islam untuk melakukan kepeloporan dalam banyak bidang. Dari sini, bermunculanlah berbagai karya pemikiran dan ilmu pengetahuan sebagai tonggak awal kemajuan.

 

Di sisi lain, ajaran Islam semenjak nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam telah memberikan bukti nyata bahwa hak untuk memperoleh pendidikan dan melakukan peran dalam ranah publik bukan hanya dimonopoli oleh kaum laki-laki, namun juga untuk kalangan perempuan. Para perempuan yang menjadi objek ketertindasan di abad ke-6 masehi, berhasil memperoleh kemerdekaan berkat perjuangan sang Nabi Shallallahu alaihi wasallam.

 

Tersebutlah salah satunya seorang mujahidah yang selalu berada di tepi garis batas dalam setiap peperangan bersama Nabi Shallallahu alaihi wasallam, Rufaidah binti Sa’ad radhiyallahu ‘anha. Sosok Muslimah tersebut memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al-Bani Aslam Al-Khazraj radhiyallahu ‘anha Ia lahir di Madinah pada tahun 570 M. Pengabdiannya sangat besar saat Perang Badar, Uhud, Khaibar, dan Khandaq. Keahliannya di bidang ilmu keperawatan membuat hatinya terpanggil sebagai sukarelawan bagi korban yang terluka akibat perang. Dan Nabi Shallallahu alaihi wasallam pun memperbolehkannya.

 

Rufaidah radhiyallahu ‘anha juga mendirikan rumah sakit lapangan yang amat membantu para mujahid yang terluka saat berperang. Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memberikan instruksi supaya para prajurit yang terluka untuk dirawat oleh Rufaidah radhiyallahu ‘anha. Dia melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, membantunya merawat para prajurit perang.

 

Dalam Perang Khandaq, Sa’ad bin Mu’adz radhiyallahu ‘anha yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah radhiyallahu ‘anha hingga stabil/homeostatis. Momen ini dikenang sebagai awal mula dunia medis dan dunia keperawatan. Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah radhiyallahu ‘anha, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.

 

Konstribusi Rufaidah radhiyallahu ‘anha merambah sebagai aktifis sosial. Dia selalu terdepan dalam melakukan pembelaan kepada kaum miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah radhiyallahu ‘anha digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula.

 

Bagi Rufaidah rradhiyallahu ‘anha, sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. Dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan. Hari ini, kepeloporan Rufaidah menjadi model di seluruh dunia.

 

Keahlian dan kepiawan perempuan kelahiran Madinah ini menitis dari sang ayah yang berprofesi sebagai dokter atau thabib. Sedari kecil dia seringkali membantu merawat orang sakit. Dia termasuk kaum Anshar, golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah dan menjadi penolong Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan kaum Muhajirin yang berhijrah dari Mekkah.

 

 

Sumber: suaramuhammadiyah.id

Sejarah Ali Bin Abi Thalib Radhiallahu 'anhu

Kisah Menakjubkan Ketika Abu Bakar Radhiallahu 'anhu Memeluk Islam

Umar Radhiyallahu anhu Berkirim Surat kepada Sungai Nil

Julaibib radhiyallahu Anhu, Sahabat Spesial Rasulullah

Flag Counter