Perjalanan Nabi Musa Alaihissalam dan Cerita Perlawanan terhadap Firaun
Para Nabi | SangMurid, Aug 16 2020
Kisah Nabi Musa Alaihissalam adalah yang paling banyak diceritakan di dalam Alquran. Nama Nabi Musa Alaihissalam di Al Quran disebut sebanyak 136 kali.
Dari perjalanan Nabi Musa Alaihissalam pada akhirnya diketahui bahwa Allah SWT tidak menyukai perbuatan sewenang-wenang ataupun yang menganiaya orang lain. Itu sebab salah satu perintah Allah kepada Musa adalah melawan Raja yang berkuasa pada zaman itu, Firaun.
Nabi Musa Alaihissalam adalah salah satu Nabi dan Rasul yang dikarunia mukjizat yang luar biasa oleh Allah SWT. Nabi Musa as merupakan Rasul ulul azmi dan satu dari empat Nabi yang dikaruniai kitab. Musa Alaihissalam memperoleh kitab Taurat.
Nabi Musa Alaihissalam diutus untuk menyiarkan agama Allah SWT saat Raja Firaun memimpin Mesir. Firaun adalah raja yang kejam dan zalim. Pada suatu hari, Firaun bermimpi Mesir terbakar hebat. Mimpi itu kemudian ditafsirkan bahwa suatu hari akan ada seorang bayi laki-laki yang akan menjadi musuh dan menghancurkan kerajaan. Mimpi itu membuat Firaun memerintahkan pasukannya untuk menangkap dan membunuh bayi laki-laki, termasuk ibu yang sedang mengandung bayi laki-laki.
"Sungguh, Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka," firman Allah dalam Al-Qasas ayat 4.
Ibu Nabi Musa Alaihissalam, Yukabad lantas merahasiakan kehamilannya dari prajurit kerajaan. Setelah melahirkan, Yukabad juga menyembunyikan Musa kecil di tempat-tempat yang tidak diketahui.
Hingga suatu hari, Allah SWT memerintahkan Yukabad untuk menghanyutkan Musa Alaihissalam ke sungai Nil. Allah SWT berjanji bakal mengembalikan Musa Alaihissalam dan mengangkatnya menjadi seorang Rasul. Di hilir sungai, istri Firaun menemukan Musa Alaihissalam yang bersih dan bercahaya. Musa as lalu dipungut keluarga Firaun.
"(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak," kata istri Firaun.
Saat bersama keluarga Firaun, Musa Alaihissalam kecil enggan menyusu pada orang lain. Istri Firaun lalu mencari ibu-ibu yang mampu menyusui Musa Alaihissalam. Hingga akhirnya Musa Alaihissalam mau menyusu pada Yukabad yang adalah ibu kandungnya sendiri.
Musa Alaihissalam tumbuh sebagai sosok yang cerdas dan akal yang sempurna. Musa as dewasa merantau meninggalkan Mesir menuju Madyan. Di sana, dia bertemu dengan Nabi Syu'aib Alaihissalam dan menikah dengan salah satu anaknya. Setelah 10 tahun di Madyan, Musa Alaihissalam dan istrinya meminta izin kepada Nabi Syu'aib Alaihissalam untuk kembali ke Mesir.
Dalam perjalanan menuju Mesir, Musa melihat sinar yang menyala di Bukit Sinai. Di tempat itulah Musa pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT.
"Wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Allah, Tuhan seluruh alam!" kata Allah sesuai surat Al-Qasas ayat 30.
Allah SWT juga menunjukkan Musa pada mukjizatnya yang dapat mengubah tongkat menjadi ular serta dada yang bercahaya.
"Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, dia akan keluar putih (bercahaya) tanpa cacat, dan dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu apabila ketakutan. Itulah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan engkau pertunjukkan) kepada Firaun dan para pembesarnya," demikian tertulis dalam surat Al-Qasas ayat 32.
Musa Alaihissalam juga mendapat tugas untuk memberikan peringatan pada Firaun dan pengikutnya. Musa Alaihissalam lalu meminta Allah SWT untuk mengizinkan Harun, saudaranya menemaninya berdakwah karena memiliki tutur kata yang baik.
Atas izin Allah SWT, Musa Alaihissalam bertemu dengan Harun Alaihissalam yang juga diangkat menjadi Nabi. Musa Alaihissalam dan Harun Alaihissalam mulai memberi peringatan pada Firaun beserta pengikutnya.
Musa Alaihissalam menyeru masyarakat Mesir untuk menyembah Allah SWT dan berbuat kebaikan. Aksi Musa Alaihissalam lalu menyulut emosi Firaun.
Namun, tak ada yang percaya pada Musa Alaihissalam dan mukjizatnya sebagai tanda kekuasaan Allah SWT. Pengikut Firaun menyebut Musa Alaihissalam hanyalah permainan sihir belaka.
"Ini hanyalah sihir yang dibuat-buat, dan kami tidak pernah mendengar (yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu," kata orang-orang kafir.
Firaun lalu menantang Musa Alaihissalam dan Harun Alaihissalam melawan ahli-ahli sihir dari kerajannya. Saat semua ahli sihir berkumpul, Nabi Musa Alaihissalam meminta mereka untuk mengeluarkan semua keahlian yang dimilikinya.
Mereka melemparkan tongkat yang berubah menjadi ular. Nabi Musa Alaihissalam lalu melemparkan tongkat yang dimilikinya. Tongkat itu berubah menjadi ular besar yang memakan ular-ular milik ahli sihir itu.
Semua ahli sihir lalu tunduk dan mengakui kebenaran Nabi Musa Alaihissalam. Namun, Firaun tetap saja tak percaya dan semakin marah pada Musa Alaihissalam.
"Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini, untuk mengusir penduduknya. Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini). Pasti akan aku potong tangan dan kakimu dengan bersilang (tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya), kemudian aku akan menyalib kamu semua," kata Firaun, sesuai surat Al-'Araf 123-124.
Allah SWT menimpakan beragam hukuman kepada Firaun seperti musim kemarau panjang yang menyebabkan kelaparan. Allah juga menimpakan angin topan, belalang, kutu, katak, dan darah untuk Firaun.
Firaun lalu meminta Musa Alaihissalam untuk berdoa kepada Allah SWT agar menghilangkan azab tersebut. Namun, setelah azab itu dihilangkan Firaun dan pengikutnya tetap tak mau menyembah Allah SWT.
Firaun justru semakin murka dengan Musa Alaihissalam. Dia memerintahkan bala tentaranya untuk menangkap dan membunuh Musa Alaihissalam beserta pengikutnya.
Musa Alaihissalam beserta pengikutnya memutuskan untuk meninggalkan Mesir. Musa Alaihissalam menenangkan pengikutnya bahwa Allah SWT akan selalu menjaga orang beriman.
Allah SWT lalu memerintahkan Musa Alaihissalam untuk memukulkan tongkatnya ke air laut. Lalu, tongkat itu membelah laut menjadi dua. Nabi Musa Alaihissalam dan rombongannya melewati dasar laut yang kering. Firaun dan pengikutnya terus mengejar Musa Alaihissalam.
Saat Musa Alaihissalam sudah tiba di daratan dan Firaun masih di tengah lautan, Allah SWT mengembalikan lautan seperti semula. Firaun dan prajuritnya tenggelam di dasar laut.
"Maka Kami siksa dia (Firaun) dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang zalim," firman Allah surat Al-Qasas ayat 40.
Saat Firaun hampir tenggelam, dia sempat mengucapkan bahwa dia termasuk orang yang percaya pada Allah. Namun, pengakuan di akhir hayat itu sudah tak diterima oleh Allah.
Allah SWT lalu mengangkat jasad Firaun sebagai bukti kekuasaannya. Beberapa ahli menyebutkan jasad Firaun kini ada di museum di Mesir.
Dari kisah Nabi Musa Alaihissalam dan perlawanan melawan Firaun terdapat sejumlah hikmah dan pelajaran.
Nabi Musa Alaihissalam adalah sosok yang berani melawan penguasa yang zalim dan bertindak sesuka hati. Nabi Musa Alaihissalam berani mengatakan kebenaran. Musa Alaihissalam tak takut berhadapan dengan Firaun dan bala tentaranya.
Dari kisah Nabi Musa Alaihissalam diketahui pula perbuatan sewenang-wenang dan menganiaya orang lain tidak disukai oleh Allah SWT. Allah SWT bakal memberikan azab bagi orang yang berbuat kerusakan.
Selain itu, Allah SWT tak lagi menerima tobat orang yang sudah di akhir hayat saat ditimpa azab. Tobat itu sudah tak berguna lagi.
Sumber:cnnindonesia.com